Ahli hikmah ditanya tentang tempat para ruh setelah mati mereka berkata : Sesungguhnya ruh para Nabi berada di surga 'Adn dan yang ada di kubur (liang lahad) adalah senjata yang menyerupai jasadnya, sedangkan jasad para Nabi bersujud pada Tuhannya.
Dan ruh para syuhada' berada di surga Firdaus yang berada di tengah-tengah surga, dalam perut burung yang berwarna hijau yang terbang disurga, ketika dia menginginkan kemudian dia datang pada lampu / pelita yang tergantung Arasy.
Ruh orang-orang muslim yang berdosa disiksa dalam kubur beserta jasadnya, dan ruh orang-orang kafir dan munafiq berada di
Sijjin (salah satu jurang) dalam neraka Jahanam dan diperlihatkan padanya pagi dan sore.
Dan dikatakan bahwa sesungguhnya ruh adalah jisim yang lembut, karena itulah tidak dikatakan Allah mempunyai ruh, karena mustahil bagi Allah tempat seperti isim (tubuh). Dan dikatan pula bahwa ruh adalah sesuatu yang baru, dan dikatakan bahwa ruh adalah belahan (bagian) dari hawa (udara), dua pendapat ini adalah pendapat orang yang mengingkari siksa kubur.
Diceritakan bahwa orang Yahudi pernah datang kepada Nabi SAW dan bertanya kepadanya tentang ruh, tentang
Ashhabur Raqim (pemilik rekaman kehidupan) dan tentang Raja
Dzulqarnain, maka turunlah pada saat itu surat Al-Khafi dan turun mengenai kebenaran (haq) ruh. Allah Ta'ala berfirman :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
WA YAS-ALUUNAKA 'ANIR-RUUHI QULIR-RUUHU MIN AMRI RABBII
"Dan mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang ruh, katakanlah : Ruh adalah urusan Tuhanku". (QS.Al-Isra' :
85).
Maka dari Amri Rabbii adalah ilmu (pengetahuan) Tuhanku dan aku tidak tahu tentangnya.
Dikatakan bahwa ruh bukanlah makhluk, karena ruh berada adalah urusan Allah dan perintah Allah disebut
Kalam. Dikatakan bahwa makna ayat diatas adalah dari tuhanku dengan kalimat
kun (Jadilah) dan sesungguhnya perintah ada 2 macam :
1. Perintah yang tetap, seperti perintah tentang ibadah shalat, puasa, haji dan zakat.
2. perintah takwin, yaitu perintah dengan kata
Kun (Jadilah), sebagaimana firman Allah Ta'ala :
قُلْ كُونُوا حِجَارَةً أَوْ حَدِيدًاأَوْ خَلْقًا
QUL KUUNUU HIJAARATAN AW HADIIDAN AW KHALQAN
"Katakanlah ; Jadilah kamu sekalian batu atau besi atau sesuatu makhluk". (QS.Al-Isra' :50).
Dan seperti firman Allah Ta'ala :
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
INNAMAA AMRUHUU IDZAA ARAAD SYAI-AN YAQUULA LAHUU KUN FAYAKUUN
"Sesungguhnya perintah Allah itu jika berkhendak terhadap sesuatu hanya berkata kepadanya "Kun" (Jadilah), maka jadilah ia". (QS.Yaasiin :82).
Adapun firman Allah Ta'ala :
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ
NAZZALA BIHIR RUUHUL AMIIN
"Telah turun pada Muhammad ruh yang dapat dipercaya". (QS.Asy-Syu'ara : 193).
Dan firman Allah SWT :
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا
YAUMA YAQUUMUR RUUHU WAL-MALAA-IKATU SHAFFAA
"Pada hari ketika para ruh dan Malaikat berdiri bershaf-shaf ". (QS. An-Naba' : 38).
Dikatakan bahwa yang dimaksud ruh adalah ruh anak cucu Adam dan sesungguhnya yang dimaksud ruh adalah Malaikat yang agung yang berdiri sendiri dan berbaris-baris.
Adapun firman Allah Ta'ala kepada Adam :
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي
FA-IDZAA SAWWAITUHUU WA NAFAKHTU FIIHI MIN RUUHII
"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku". (QS. Al-Hijir : 29).
Maknanya adalah ketika diciptakan Adam dan ditiupkan padanya ruh. kalimat ini (Ruh) idhafah (disandarkan) pada kata
Khalqi (yang diciptakan), ada yang berpendapat bahwa ruh idhafah (disandarkan) pada kata
Takrim (memulyakan), sebagaimana kata :
ناقة الله
NAAQATULLAAH (Unta betina yang dimuliakan Allah).
بيت الله
BAITULLAAH (Rumah yang dimulyakan Allah).
Firman Allah Ta'ala :
فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا
FANAFAKHNAA FIIHAA MIN RUUHINAA
"Lalu Kami tiupkan ke dalam tubuhnya ruh dari Kami". (QS. Al-Anbiya' : 91)
Adalah idhafah pada
Takrim (memulyakan) tentang sesuatu yang telah Allah SWT terangkan. Adapula yang mengatakan bahwa makna dari kata
Ruh pada surat Al-Anbiya' ayat 91 adalah Malaikat Jibril AS. Adapun yang mengatakan bahwa yang dimaksud
Ruh adalah ruh Nabi Isa AS, karena Isa AS tercipta lantaran tiupan Malaikat Jibril AS. Dan dikatakan pula bahwa makna
Ruh adalah rahmat (pertolongan), Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ
WA AYYADAHUM BIRUUHINAA
"Dan Aku kuatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya". (QS. Al-Mujadilah : 22).