Ulama' yang lain mengatakan bahwa "Pertanyaan (Munkar dan Nakir) hanya diberikan pada ruh bukan pada jasadnya". Dan sebagian ulama' yang lain mengatakan bahwa "Ruh masuk ke dalam jasad hingga sampai dada". Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa "Ruh berada di antara jasad dan kain kafannya".
Adapun yang shahih (benar) menurut Ahlul ilmi adalah kita harus meyakini/mengakui adanya siksa kubur dan jangan sampai disibukkan tentang bagaimana cara siksa itu terjadi.
Seorang Ahli Fiqih berkata : Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka wajib baginya menjalankan empat perkara dan menjauhi empat perkara. Adapun 4 (empat) perkara yang harus dilaksanakan yang akan dapat menerangi kubur dan meluaskan kubur, yaitu :
- Menjaga shalatnya.
- Bershadaqah
- Membaca Al-Qur'an
- Memperbanyak membaca tasbih.
Adapun 4 (empat) perkara yang harus dijauhi, yaitu :
- Khianat (berdusta)
- Namimah (mengadu domba)
- Kadzib (bohong)
- Kencing pada badan.
Rasulullah SAW bersabda :
إستنزهوا من البول فان عامة عذا ب القبر منه
ISTANZIHU MINAL BAULI FAINNA 'AAMMATA ADZABIL QABRI MINHU
"Bersihkanlah diri kalian dari air kencing, maka sesungguhnya siksa kubur umumnya adalah sebab kencing yang tidak bersih".
Setelah itu turun dua orang malaikat yang kasar prilakunya membelah bumi dengan taringnya, mereka adalah Malaikat Munkar dan Nakir. Lalu keduanya mendudukkan mayit dan berkata kepadanya : "Siapa Tuhanmu ?".......... sampai akhirnya. Jika si mayit termasuk orang yang beruntung, maka dia berkata : "Tuhanku adalah Allah, Muhammad Nabiku dan Islam agamaku". Kedua malaikat berkata padanya : "Tidurlah seperti tidurnya seorang pengantin". Lalu kedua Malaikat membuat lubang di atas kepalanya dan terlihat olehnya rumah dan tempat duduknya di surga. Kemudian kedua malaikat kembali bersama ruh ke langit dan menempatkan ruh tersebut pada lampu yang digantungkan pada Arasy.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda : Allah SWT berfirman yang artinya :
"Tidak Aku keluarkan salah seorang hamba-Ku dari dunia dan Aku ingin memberikan ampunan kepadanya, kecuali Aku kurangi amal buruknya dengan sakit pada jasadnya, dengan kehidupan yang sempit dan dengan musibah yang membuatnya prihatin. Jika masih tersisa sesuatu keburukan (kejelekan) padanya, maka Aku beratkan baginya dalam menghadapi maut sehingga saat bertemu dengan-Ku tidak tersisa lagi keburukannya. Demi keluhuran dan keagungan-Ku, tidak Aku keluarkan salah seorang dari hamba-Ku dan Aku tidak ingin memberikan ampunan baginya kecuali Aku membalas semua amal kebajikannya dengan kesehatan pada jasadnya, keadaan yang gembira dan rizki yang luas, sehingga tersisa sesuatu dari kebajikannya yang akan memudahkannya dalam menghadapi maut dan saat bertemu dengan-Ku tidak tersisa kebaikan padanya". (Hadits Qudsi).
Title :
Keluarnya Ruh Dari Badan Bagian II
Description : Ulama' yang lain mengatakan bahwa "Pertanyaan (Munkar dan Nakir) hanya diberikan pada ruh bukan pada jasadnya". Dan s...
Rating :
5